Mengapa Kita Harus Memastikan Netralitas Bersih di Dunia Maya?

February 8, 2020 3 mins to read
Share

pengantar

Hingga beberapa hari yang lalu, belum ada satu pun kasus yang dilaporkan tentang diskriminasi atau pembebanan diferensial pada layanan yang diberikan kepada orang yang berbeda. Oleh karena itu, ruang cyber di India mencerminkan cara kerja demokrasi sejati. Pada hari yang cerah, tiba-tiba muncul laporan tentang operator telekomunikasi seperti AirTel dan Vodofone yang mengenakan retribusi tambahan untuk panggilan suara dari jaringannya menggunakan beberapa aplikasi komunikasi umum seperti WhatsApp, Skype, dll. Hanya operator telekomunikasi yang mengenakan biaya untuk layanan mereka. Semua penyedia layanan lainnya tetap netral bersih. Yang mengejutkan orang-orang adalah cara Telecom Regulatory Authority of India (TRAI) merumuskan aturan-aturan tertentu. Aturan yang baru diciptakan ini jelas bertujuan untuk membantu operator telekomunikasi tertentu di India. Jika diimplementasikan dalam bentuk saat ini, itu akan mengarah pada penyajian konten selektif di dunia cyber.

Netralitas Bersih

Ada aturan tidak tertulis yang diikuti orang-orang yang menggunakan sumber daya dunia maya untuk memastikan kesempatan yang sama bagi semua orang, terlepas dari asal, kasta, atau status keuangan. Prinsip ini menyatakan bahwa Penyedia Layanan Internet (ISP) dan badan-badan Pemerintah harus memperlakukan semua data di Internet secara merata tanpa membebani atau membeda-bedakan orang berdasarkan pengguna, situs, konten, platform, jenis peralatan atau aplikasi. Istilah ini pertama kali diciptakan oleh Profesor Universitas Wu, Tim Wu. Dia membentuk prinsip ini untuk menambah kepercayaan umum bahwa Internet adalah pembawa bersama yang mengikat semua orang di dunia ini.

Masalah Netralitas Bersih

Seluruh masalah netralitas bersih muncul di domain publik ketika operator seluler seperti AirTel dan Vodofone mencoba membebani pelanggan mereka yang mulai menggunakan aplikasi panggilan seperti WhatsApp, Skype, dll. Untuk menghubungi orang-orang yang menggunakan jaringan Internet mereka. Untuk memerah pelanggan yang ada, operator telekomunikasi ini mulai memungut biaya tambahan untuk panggilan yang dilakukan. Seperti yang diharapkan, ada rona-rona dari orang-orang yang ingin menjaga media ini bebas dari distorsi semacam itu. Segalanya tampak sudah reda untuk sementara waktu. Sekali lagi masalah mulai muncul ketika TRAI merilis makalah konsultasi formal tentang Kerangka Peraturan untuk layanan Over-the-top (OTT). Melalui makalah ini, ombudsman telekomunikasi berusaha mendapatkan saran dari masyarakat. Para analis di lapangan mencoba menyoroti pendekatan sepihak yang diambil oleh ombudsman melalui makalah konsultatif ini. Mereka juga menyoroti pernyataan membingungkan yang di masa depan bisa disalahartikan oleh operator telekomunikasi untuk mengalahkan warga biasa di dunia cyber. Ini akan mengarah pada pembunuhan kreativitas dan penayangan pandangan independen dalam dunia cyber dalam jangka panjang. Jika daya diberikan kepada operator telekomunikasi, mereka dapat secara selektif menawarkan layanan kepada orang-orang, menguntungkan seseorang yang membayar untuk mereka.

Kecaman yang Meluas

Makalah konsultatif ini mengundang kecaman dari seluruh negeri. Kali ini bahkan para politisi bergandengan tangan dengan warga negara yang malang dalam mengutuk ombudsman telekomunikasi karena mengeluarkan dengan samar-samar dan mempermudah makalah tentang Kerangka Kerja Peraturan untuk OTT. Mereka menuduh bahwa TRAI berusaha membantu beberapa operator telekomunikasi yang sudah mulai mengenakan biaya tambahan untuk layanan VOIP yang diberikan melalui jaringan mereka. Untuk menyalurkan data panggilan ke corong, mereka bahkan membuat paket data terpisah. Ini memaksa netizen untuk berbicara secara terbuka menentang langkah ini di jaringan media sosial. Menambah api, Ketua TRAI mengatakan kepada media bahwa tidak ada aturan di negara kita untuk mencegah operator telekomunikasi membebankan biaya untuk panggilan melalui Internet. Alih-alih membingkai aturan untuk memastikan netralitas bersih, Ketua TRAI mencoba memihak operator telekomunikasi seperti AirTel dan Vodofone. Inilah saatnya bagi kita semua untuk berbarengan memperjuangkan hak dan kebebasan kita di dunia cyber.